“Nanti upacara ya, Pak?”, tanya salah seorang anak. “ Iya, nanti upacara,.. Ayo segera siap-siap.” Jawabku ringan. Menginjak minggu keempat, kakiku berada di tanah Selengot. Sebuah desa di daerah pesisir dengan jajaran kayu ulin sebagai alas bangunan-bangunan warga. Panorama laut yang mengelilinginya menjadikan mata tidak mau berpaling. Perahu-perahu nelayan bersandar di tepi rumah siap mengantarkan tuannya kemana ia mau. Anak-anak melompat dari jembatan, berenang menyusuri jalanan ketinting tuk merasakan kebahagiaan yang tidak terbeli di tanah lain. Belum lagi kerlap-kerlip bintang di malam hari menambah kesempurnaan ciptaanNYA. Pukul 07.00 aku melangkah menuju sekolah ditemani beberapa siswa. Di Senin pagi ini langit begitu cerah setelah diterpa hujan semalam yang lumayan kencang. Bekas-bekas air masih terlihat di beberapa jajaran kayu. Hari ini juga menjadi hari yang sangat istimewa terutama bagi para guru. Seperti di sekolahku,