Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2012

"Selamat Hari Guru, Bapak Ibu Pahlawan Tanpa Tanda Jasa

  “Nanti upacara ya, Pak?”, tanya salah seorang anak. “ Iya, nanti upacara,.. Ayo segera siap-siap.” Jawabku ringan.                 Menginjak minggu keempat, kakiku berada di tanah Selengot. Sebuah desa di daerah pesisir dengan jajaran kayu ulin sebagai alas bangunan-bangunan warga. Panorama laut yang mengelilinginya menjadikan mata tidak mau berpaling. Perahu-perahu nelayan bersandar di tepi rumah siap mengantarkan tuannya kemana ia mau. Anak-anak melompat dari jembatan, berenang menyusuri jalanan ketinting tuk merasakan kebahagiaan yang tidak terbeli di tanah lain. Belum lagi kerlap-kerlip bintang di malam hari menambah kesempurnaan ciptaanNYA.                 Pukul 07.00 aku melangkah menuju sekolah ditemani beberapa siswa. Di Senin pagi ini langit begitu cerah setelah diterpa hujan semalam yang lumayan kencang.   Bekas-bekas air masih terlihat di beberapa jajaran kayu.   Hari ini juga menjadi hari yang sangat istimewa terutama bagi para guru. Seperti di sekolahku,

Berlian-berlian itu Ingin Menyala

Aku mulai meraba-raba. Kulihat langit mendung di sudut sana. Di balik terangnya matahari yang terhimpit oleh hitamnya kabut disiang hari.   Aku terpesona dengan alam Selengot yang indah menawarkan sejuta kenangan. Tak lepas mata ini memandang laut yang mulai kelabu. Anak-anak begitu riang meloncat dari balik jembatan, berenang disela-sela perahu yang sedang bersandar. Tercium kebahagiaan yang tak terbeli di tanah lain. Ibu-ibu menggelar ikan di bawah terik matahari yang sangat menyengat. Bapak-bapak menyulam jala agar tangkapannya esok lebih terihat. Kayu-kayu ulin berjajar rapi mengantarkanku ke sebuah tempat . Tempat yang mengantarkan berlian-berlian kecil untuk terus berkilau. Di tempat inilah empat belas bulan aku akan bersama mereka. SDN 005 Tanjung Harapan. Sebuah bangunan dari kayu dengan cat khas berwarna hijau bealaskan kayu-kayu ulin yang berdiri kokoh di atas lumpur laut selat Makasar. Sebuah tiang tanpa bendera berdiri kokoh di di depannya. Aku mulai membaca. L