Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2012

Menapaki Jembatan ke Arah Senja

“ Sekarang Allah telah meringankan kepadamu, dan Dia mengetahui bahwa padamu ada kelemahan. Jika ada seratus orang di antara kamu yang sabar, niscaya mereka dapat mengalahkan dua ratus orang dan jika di antara kamu ada seribu orang (yang sabar), niscaya mereka akan mengalahkan dua ribu orang dengan seizin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar.” (Al-Anfal: 66) By : Mei Yunlusi Irawati Permasalahan dalam hidup ini seakan tak pernah surut. Berganti dari masalah satu ke masalah lainnya. Karena inilah makna hakiki kehidupan, siklus sebuah proses pendewasaan diri. Tak kan ada ujian jika tak ada level penjenjangan kualitas diri. Tak kan ada kata baik, jika tak ada keburukan. Dan tak kan ada kata putus asa jika kita semua bersemangat. Menyadari adanya kemungkinan – kemungkinan dalam diri ini atas potensi yang ada, saya hanya mencoba mengoptimalkan usia muda yang merupakan zaman keemasan setiap makhluk di bumi ini, jika mereka menyadari. Meski tak banyak yang sudi, a

DISAAT TUHAN MEMILIHKAN DAN MENGARAHKAN

(The Greatest Momentum) Entah apa yang membuat aku tak juga menemukannya. Setiap kali mengikuti tes masuk kerja aku selalu gagal di saat tes terakhir. Tes kesehatan. Awal bulan Mei, aku sangat yakin akan mulai bekerja. Mendapatkan gaji. Menghidupi diri sendiri. Bersedekah. Bisa menabung. Namun, semuanya terpupus begitu saja saat tes kesehatan harus aku lalui. Gagal. Atau lebih tepatnya belum rejeki. Mulai aku bergerilya mencari informasi lowongan kerja. Warnet (Warung internet) dan warkop (warung kopi) menjadi sasaran utama. Hingga rutinitas mulai tercipta. Setiap pagi, jari-jari ini bergerak-gerik sekedar mengetik kata "Lowongan kerja 2012" di sebuah akses internet. Siangnya berganti mengembara ke warung kopi untuk mencari sisa-sisa koran hari itu. Pastinya, informasi lowongan kerja yang menjadi pencarian utama. Di samping itu, harapan besar masih mengiang-ngiang. Beberapa tes hasil jobfair yang telah ku ikuti ada beberapa yang masih berlanjut. Hingga terpaksa aku l

Dreams to Life

By : Nita Rupirda Primatika ‘ If you belive in something, you should belive that everything is possible…! That dreams do come true, never say never.’ Waktu seakan cepat sekali berputar sesuai dengan konstilesinya. Hari pun berganti hari, bulan berganti bulan dan tahun pun datang menghampiri. Masa-masa indah selama SMA kini menjadi serangkaian memori yang membekas dan tak akan pernah terlupakan. Masa-masa penuh mimpi, harapan, cinta dan persahabatan yang begitu kentara terpatri dalam hati. Kini, tempat kita berdiri adalah kosekuensi dari segala mimpi yang dibangun dengan penuh pengharapan. Dan sekarang, menatap bangga segala kesuksesan para sahabat serta mengukir segala kisah yang pernah ada adalah hal yang terlampau berharga untuk sekedar dilupakan. Walau hanya sekedar mengurai kata, membuka kembali kenangan-kenangan yang tersimpan rapi dalam memori, semoga dapat menjadi pengobat rindu diantara kita.    Membicarakan sebuah mimpi yang ingin dicapai merupakan sebuah topik pem

(Catatan Sahabat) Menjemput Cinta

By:  Fitrian Sahid Hidayat Waktu masa kecilku aku bermain dengan gembira, bersama sahabat-sahabtku di tanah kosong milik tetangga, kami habiskan sore dengan kegembiraan tak ada beban dalam fikirku, kami tertawa dengan bebas dan lepas tak ada dosa yang mengotori jiwa-jiwa kami. pulang sekolah kami bermain ditepian sungai dengan sebatang ranting kami menunggu seekor ikan datang menyambar umpan kami. setelah dapat kami tersenyum puas, kami bagi hasil yang kami dapat untuk kami berikan kepada ibu masing-masing untuk diolah. Kini aku sudah dewasa, tak kurasakan lagi senyum bebas yang tulus yang mengalir dari jiwa ke bibirku. jiwa-jiwaku mulai bergejolak, merasa ada yang tak beres dengan getaran jiwaku, kutanyakan saja pada ibuku  "ibu apa yang sedang terjad padaku?" saat masih polos, kuajukan pertanyaan pada ibuku,tanpa rasa malu menyelinap, dengan penuh kasih sayang dia menjawab "anakku yang aku dambakan kesholahnmu, kuharapkan doamu saat kami dalam