Langsung ke konten utama

DISAAT TUHAN MEMILIHKAN DAN MENGARAHKAN

(The Greatest Momentum)

Entah apa yang membuat aku tak juga menemukannya. Setiap kali mengikuti tes masuk kerja aku selalu gagal di saat tes terakhir. Tes kesehatan. Awal bulan Mei, aku sangat yakin akan mulai bekerja. Mendapatkan gaji. Menghidupi diri sendiri. Bersedekah. Bisa menabung. Namun, semuanya terpupus begitu saja saat tes kesehatan harus aku lalui. Gagal. Atau lebih tepatnya belum rejeki.
Mulai aku bergerilya mencari informasi lowongan kerja. Warnet (Warung internet) dan warkop (warung kopi) menjadi sasaran utama. Hingga rutinitas mulai tercipta. Setiap pagi, jari-jari ini bergerak-gerik sekedar mengetik kata "Lowongan kerja 2012" di sebuah akses internet. Siangnya berganti mengembara ke warung kopi untuk mencari sisa-sisa koran hari itu. Pastinya, informasi lowongan kerja yang menjadi pencarian utama. Di samping itu, harapan besar masih mengiang-ngiang. Beberapa tes hasil jobfair yang telah ku ikuti ada beberapa yang masih berlanjut. Hingga terpaksa aku lari bolak-balik keluar kota untuk mencari masa depan yang entah ada dimana itu.
Keuangan pun mulai menipis. Tidak tahu, akan bertahan sampai kapan. Setiap kaki ini melangkah keluar, aku harus berpikir seribu kali. Jangan sampai uang ini habis sebelum aku mendapatkan kejelasan tentang masa depanku.
Kabar gembira datang lagi. Awal bulan Juni aku yakin sudah bisa mulai bekerja. Namun, lagi-lagi gagal. Gagal di tes terakhir, tes kesehatan. Aku masih bisa bersabar. Dan yakin kalau ini belum rejeki ku.
Hari-hari mengalir begitu saja. Tak ada kejelasan. Hanya aktivitas-aktivitas kecil yang bersabar menemani langkah-langkahku. Ada sebuah aktivitas yang setidaknya ia mampu mengisi secuil semangat dalam hati ku ini. Iya, kajian yang sering aku ikuti. Tahukah kawan apa isi kajian yang rutin dihidangkan untukku itu??? Mungkin kedengarannya biasa untuk kalian, tapi sungguh sangat luar biasa untukku. Tiap Senin aku selalu mendapatkan kajian seputar kisah-kisah nabi dalam menghadapi kaumnya. Tentang kepemimpinan dari beliau-beliau. Iya, begitu seterusnya tidak berganti-ganti hingga berbulan-bulan. Sedangkan setiap Rabu aku mendapatkan hidangan hati seputar safar (perjalanan). Tentang bagaimana ketika akan melangkah untuk melakukan sebuah perjalanan. Tentang apa yang harus dilakukan ketika di perjalanan. Bagaimana dan apa yang harus dilakukan ketika hendak sampai di sebuah pemukiman baru. Serta, apa-apa yang harus dilakukan ketika telah berada di pemukiman dan menemui orang-orang yang baru dikenal. Bahkan mengenai aktivitas yang harus dilakukan setelah selesai urusan di pemukiman tersebut dan akan kembali ke daerah asal. Dan tahukah kawan, materi ini juga disajikan terus-menerus dan tidak berganti-ganti hingga berbulan-bulan. Tanpa aku minta.
Aku terus mengikuti jejak-jejak perjuanganku. Tes demi tes ku lalui. Namun, tetap nihil. Gagal di tes kesehatan. Entah sudah berapa kali aku mengikuti tes kesehatan. Yang ending-endingnya gagal lagi. Kesabaran mulai goyah. Pikiran mulai tidak karuan. Ada sahabat yang berusaha menenangkan. Ia berkata, "Mungkin kamu sedang diberi kesempatan untuk beristirahat. Siapa tahu setelah ini kamu akan sangat sibuk."
Keuangan pun akhirnya benar-benar habis. Terpaksa aku harus berhutang sekedar untuk memenuhi makan dan minum. Sulit juga mencari sambilan. Hingga akhirnya, alhamdulillah ada sambilan yang bisa aku kerjakan. Meskipun belum mencukupi untuk memenuhi kebutuhan per bulannya, tapi tidak masalah.
Sampailah aku pada titik puncak kepasrahan. Bukan keputusasaan. Rutinitas ke warnet dan warkop mulai aku tinggalkan. Aku berusaha menghibur hatiku sendiri untuk meyakinkan bahwa Allah sedang memilihkan sesuatu yang terbaik untukku. Meski sangat berat, tetap ku paksakan.
10 Juli 2012, aku akan melakukan tes kesehatan dari sebuah perusahaan IT. 12 Juli 2012, aku juga akan melakukan tes kesehatan dari "Indonesia Mengajar". Tidak sepeti tes kesehatan sebelum-sebelumnya, kali ini aku pasrah total. Entahlah, kalau memang salah satu ada yang lolos, alhamdulilah. Kalau kedua-duanya tidak lolos, ya sudahlah. Dan kalau kedua-duanya lolos, aku akan kebingungan juga harus memilih yang mana. Aku pun juga tidak mengira bisa lolos ke tes kesehatan . Yang pada tes sebelumnya aku merasa tidak maksimal.
Tidak sampai seminggu "Indonesia Mengajar" memberikan kabar bahwa aku lolos tes kesehatan. Yang artinya aku diterima setelah menandatangani surat penugasan. Untuk penandatanganan surat penugasan dilakukan lewat email dan diberi waktu maksimal sampai tanggal 23 Juli 2012 pukul 15.00 WIB. Entah ini sebagai kabar gembira atau bukan. Mengapa aku belum bisa sepenuh hati... Masih ada sedikit keraguan untuk bergabung dengannya. Aku pun menanti dulu kabar dari perusahaan IT. Namun, hingga hampir dua minggu belum ada kabar dari perusahaan IT tersebut. Aku menyimpulkan kalau tidak lolos di perusahaan IT tersebut.
21 Juli 2012 di keheningkan malam, ku niatkan untuk mengadu pada-NYA. Beristikhoroh. Ku pasrahkan secara totalitas berharap ada kemantapan hati untuk memilih "Indonesia Mengajar". Namun, kemantapan itu belum juga kunjung datang. Keesokan malamnya kuulangi lagi. Beristikhoroh pada-NYA. Berharap semakin mantap akan pilihan ini. Entah membohongi diri sendiri atau benar-benar sebuah kebenaran, aku memantapkan hati ini semantap-mantapnya. Sampailah aku pada pilihan dan kesimpulan. Inilah yang dipilihkan Allah padaku. Ternyata Allah sedang mengarahkanku kepada yang terbaik. Ya inilah rejeki yang diperuntukkan padaku.
23 Juli 2012 pukul 11.05 WIB, surat penugasan yang telah kutandatangani di atas materai telah berhasil terkirim lewat email ke akun "Indonesia Mengajar". Dan resmilah aku menjadi "Pengajar Muda" yang akan berjuang dengan orang-orang ‘hebat’ di tanah Indonesia untuk setahun lebih beberapa bulan ke depan. Meskipun sebenarnya ada perasaan pesimis karena akan bertemu dan berinteraksi dengan orang-orang yang luar biasa. Melihat diriku sendiri yang entah darimananya yang harus aku unggulkan. Tapi sekali lagi aku yakin bahwa inilah yang terbaik yang dipilihkan Allah untukku.
24 Juli 2012 sekitar pukul 16.00, HP ku berdering menandakan ada seseorang yang menelpon. Ya benar. Dari perusahaan IT. Dan mereka mengabari kalau aku lolos tes kesehatan. Mereka meminta ku untuk mengikuti final interview dan melakukan penandatanganan kontrak keesokan harinya. Saat itu aku di luar kota. Bingung juga harus berkata apa. Ku jawab kalau aku masih di luar kota. Dibuatlah jadwal baru.
Kebingungan mulai tersirat lagi. Aku sudah menandatangani perjanjian dengan "Indonesia Mengajar" tidak mungkin aku batalkan dan beralih ke perusahaan IT tersebut. Akhirnya ku putuskan untuk tidak datang pada waktu yang telah ditentukan. Dari perusahaan IT menanyakan mengapa aku tidak hadir. Ku jawab dengan sejujur-jujurnya. Entah salahkah yang aku lakukan…
Namun, semua itu justru memperkuat keyakinan dan kemantapan hatiku bahwa Allah sedang memilihkan dan mengarahkanku untuk bergabung dengan "Indonesia Mengajar". Ya aku yakin itu. Meskipun sebenarnya masih ada sedikit ketakutan dalam diriku dengan sifat minder yang ku miliki ini. Karena aku akan hidup berdampingan dengan orang-orang ‘hebat, penuh dengan pengalaman, multi talenta, sebagai calon-calon pemimpin bangsa ini’. Apakah aku mampu itu…
Inilah tugasku yang harus aku lalui. Aku yakin Allah sedang menawarkan padaku perniagaan yang besar….
Kuawali dengan bismillah……..

(Thanks a lot for all and special for “Ibu, Kakak, Bu Titik, Pak Is, Pak Hardono, Bu Ari, Fitrian Sahid Hidayat, Ikhsan Nugroho”)

Komentar

  1. Ternyata gak aku aja yang ngalamin masa2 itu, seorang wito aja jga pernah susah cri kerja ya.......

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaaaa..... klo ingat masa-masa itu bisa bikin mbrebes..
      Tapi memang rencana Allah itu sangat-sangat lebih baik..
      ^_^

      Hapus
    2. hehee iya semoga kita dapat jalan yg terbaik aamiin..... sekarang domisilin dimana???

      Hapus
    3. aku jga...............kmu dimananya wkwkwk

      Hapus
  2. Wah merinding bacanya. Btw sukses bwt kerjaannya...

    BalasHapus
  3. Aku juga sudah 3 kali gagal mcu kak, tapi jadi nambah semangat baca tulisan kakak. Terimakasih 😊

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yaph.. asal tetap yakin bahwa Tuhan sedang memilihkan dan mengarahkan, insya Allah akan mendapatkan yang terbaek.. Tetap semangat ya... sukses slalu...

      Hapus
  4. Inspiratif. Ternyata Allah menyembunyikan keindahan di balik kesabaran.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menapaki Jembatan ke Arah Senja

“ Sekarang Allah telah meringankan kepadamu, dan Dia mengetahui bahwa padamu ada kelemahan. Jika ada seratus orang di antara kamu yang sabar, niscaya mereka dapat mengalahkan dua ratus orang dan jika di antara kamu ada seribu orang (yang sabar), niscaya mereka akan mengalahkan dua ribu orang dengan seizin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar.” (Al-Anfal: 66) By : Mei Yunlusi Irawati Permasalahan dalam hidup ini seakan tak pernah surut. Berganti dari masalah satu ke masalah lainnya. Karena inilah makna hakiki kehidupan, siklus sebuah proses pendewasaan diri. Tak kan ada ujian jika tak ada level penjenjangan kualitas diri. Tak kan ada kata baik, jika tak ada keburukan. Dan tak kan ada kata putus asa jika kita semua bersemangat. Menyadari adanya kemungkinan – kemungkinan dalam diri ini atas potensi yang ada, saya hanya mencoba mengoptimalkan usia muda yang merupakan zaman keemasan setiap makhluk di bumi ini, jika mereka menyadari. Meski tak banyak yang sudi, a

Antara Miris dengan Bangga

                Lawe-lawe merupakan sebuah kampung yang berada di selatan teluk Balikpapan. Kalau anda mau kesana, dari Balikpapan harus menyebrang dulu menggunakan kapal speed atau boat sekitar 15-20 menit. Selama penyebrangan anda akan menyaksikan pemandangan yang cukup mempesona mulai dari kapal-kapal tanker pertamina yang sedang berlabuh, aktivitas masyarakat yang menyebrang menggunakan kapal boat, ombak laut yang tiba-tiba menggulung, bahkan dapat disaksikan pula pertemuan antara air tawar dengan air laut yang cukup jelas perbedaannya. Akan lebih menarik lagi jika perjalanan dilakukan pada malam hari. Akan nampak keindahan kerlap-kerlip lampu kilang bagai kota New York.     Ini adalah pengalamanku saat kerja praktek di Pertamina Balikpapan. Hari itu Rabu di bulan Agustus. Pagi ba’da subuh aku dijemput oleh temanku yang berada sekitar 20 km dari tempat tinggalku. Sungguh semangat yang luar biasa. Meski disini sudah pukul 05.30 tapi alam masih tertutup hitam kelam seperti puku