Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2012

PERAN "MEKSA"

Seru juga jika pernah merasakan beberapa peran. Ya, antara takut, khawatir, dan bahagia menjadi gado-gado yang siap disajikan dalam goresan tinta menyusuri lorong waktu yang terus berjalan. Itulah salah satu keberuntungan seorang PM. Eh keberuntungan atau kesialan ya... Ehmmm, bisa kedua-duanya deh. Tapi bagi saya itu suatu petualangan yang patut disyukuri dan menjadi ladang untuk belajar.  Empat minggu berjalan sudah, peran pun antri bergilir menghampiri jejak-jejak di tanah sini. Dan semua peran tidak ada yang ringan lho. Ini dia sepuluh peran berkesan di empat minggu pertama: Tukang pungut sampah di jalan. Petani, bercocok tanam padi di ladang, yang sebenarnya tambak diubah menjadi sawah. Tukang kayu, ngebaikin kursi-kursi yang rusak. Tukang cat pagar. Tukang servis komputer, HP, TV, kulkas, dan kipas angin. Tokoh agama, mimpin doa acara selamatan pernikahan. Fotografer di acara pernikahan. Kyai, mengobati orang kesurupan. Kapten kapal, nunjuk-nunjuk arah jalan perah

"Selamat Hari Guru, Bapak Ibu Pahlawan Tanpa Tanda Jasa

  “Nanti upacara ya, Pak?”, tanya salah seorang anak. “ Iya, nanti upacara,.. Ayo segera siap-siap.” Jawabku ringan.                 Menginjak minggu keempat, kakiku berada di tanah Selengot. Sebuah desa di daerah pesisir dengan jajaran kayu ulin sebagai alas bangunan-bangunan warga. Panorama laut yang mengelilinginya menjadikan mata tidak mau berpaling. Perahu-perahu nelayan bersandar di tepi rumah siap mengantarkan tuannya kemana ia mau. Anak-anak melompat dari jembatan, berenang menyusuri jalanan ketinting tuk merasakan kebahagiaan yang tidak terbeli di tanah lain. Belum lagi kerlap-kerlip bintang di malam hari menambah kesempurnaan ciptaanNYA.                 Pukul 07.00 aku melangkah menuju sekolah ditemani beberapa siswa. Di Senin pagi ini langit begitu cerah setelah diterpa hujan semalam yang lumayan kencang.   Bekas-bekas air masih terlihat di beberapa jajaran kayu.   Hari ini juga menjadi hari yang sangat istimewa terutama bagi para guru. Seperti di sekolahku,

Berlian-berlian itu Ingin Menyala

Aku mulai meraba-raba. Kulihat langit mendung di sudut sana. Di balik terangnya matahari yang terhimpit oleh hitamnya kabut disiang hari.   Aku terpesona dengan alam Selengot yang indah menawarkan sejuta kenangan. Tak lepas mata ini memandang laut yang mulai kelabu. Anak-anak begitu riang meloncat dari balik jembatan, berenang disela-sela perahu yang sedang bersandar. Tercium kebahagiaan yang tak terbeli di tanah lain. Ibu-ibu menggelar ikan di bawah terik matahari yang sangat menyengat. Bapak-bapak menyulam jala agar tangkapannya esok lebih terihat. Kayu-kayu ulin berjajar rapi mengantarkanku ke sebuah tempat . Tempat yang mengantarkan berlian-berlian kecil untuk terus berkilau. Di tempat inilah empat belas bulan aku akan bersama mereka. SDN 005 Tanjung Harapan. Sebuah bangunan dari kayu dengan cat khas berwarna hijau bealaskan kayu-kayu ulin yang berdiri kokoh di atas lumpur laut selat Makasar. Sebuah tiang tanpa bendera berdiri kokoh di di depannya. Aku mulai membaca. L

Menyelam

“Kita berada di pos apa?”, tanyaku pada mereka. “........................”, tak terdengar jawaban apa pun. “Siapa yang tahu, sekarang kita berada di pos apa?”, aku mempertegas pertanyaan. Akhirnya, terdengar juga suara lirih dari mereka, “Di pos mikroskop.” Ku tarik kedua ujung bibirku,“Ok, siapa disini yang sebelumnya pernah lihat mikroskop?”, aku menambahkan pertanyaan yang kedua. Tak terlihat satu pun yang mengangkat tangan. Hanya senyum-senyum manis terlihat merekah di antara kedua bibir mereka.  Hemh,... malaikat-malaikat kecil yang lucu, yang nantinya akan berdiri mengambil peran masing-masing dalam mambangun negeri ini. Benih-benih bintang yang akan menghias langit di kegelapan malam.   Aku telah dirayunya. Untuk menjadi bagian kecil dari ujung galaksi yang berisi beratus-ratus bintang. Aku ingin berputar menyelami alam raya bersama mereka. Ya, kini ku siapkan senjata-senjata yang akan aku gunakan untuk menyelam bersama mereka di langit nan luas nanti. Malaikat-