“Kita berada di pos apa?”,
tanyaku pada mereka.
“........................”,
tak terdengar jawaban apa pun.
“Siapa yang tahu, sekarang kita
berada di pos apa?”, aku mempertegas pertanyaan.
Akhirnya, terdengar juga suara
lirih dari mereka, “Di pos mikroskop.”
Ku tarik kedua ujung bibirku,“Ok,
siapa disini yang sebelumnya pernah lihat mikroskop?”, aku menambahkan
pertanyaan yang kedua. Tak terlihat satu pun yang mengangkat tangan. Hanya
senyum-senyum manis terlihat merekah di antara kedua bibir mereka.
Hemh,... malaikat-malaikat kecil
yang lucu, yang nantinya akan berdiri mengambil peran masing-masing dalam
mambangun negeri ini. Benih-benih bintang yang akan menghias langit di kegelapan
malam. Aku telah dirayunya. Untuk menjadi
bagian kecil dari ujung galaksi yang berisi beratus-ratus bintang. Aku ingin
berputar menyelami alam raya bersama mereka.
Ya, kini ku siapkan senjata-senjata yang akan aku
gunakan untuk menyelam bersama mereka di langit nan luas nanti. Malaikat-malaikat
kecil ku telah menanti di sana. Menanti kedatanganku untuk berbagi pengalaman. Dan
aku pun telah siap untuk belajar dari mereka. Yang notebennya mereka memiliki
pengalaman sejuta lebih banyak dari apa yang ku punya sekarang. Pengalaman
untuk menyelami langit kehidupan ini. Mereka begitu indah. Seindah cahaya
mentari yang baru terbit. Tinggal bagaimana cahaya itu di arahkan. Mereka telah
menanti. Menanti kehidupan yang berarti. Kehidupan yang tak hanya menyelam di
balik jeruji kegelapan. Tapi menyelam di antara bintang-bintang yang telah lama
menyalakan cahayanya. Cahaya di atas cahaya, aku ingin menyelam bersama mereka.
Menembus jeruji-jeruji kegelapan malam untuk membebaskan sayap yang telah lama
tak terlihat kepakannya ini. Ya, menyelam di antara bebatuan keras yang mereka telah
lupa bahwa kelembutan air akan meruntuhkannya. Kini aku siap menyelam bersama
mereka.
Komentar
Posting Komentar