Langsung ke konten utama

Antara Miris dengan Bangga


                Lawe-lawe merupakan sebuah kampung yang berada di selatan teluk Balikpapan. Kalau anda mau kesana, dari Balikpapan harus menyebrang dulu menggunakan kapal speed atau boat sekitar 15-20 menit. Selama penyebrangan anda akan menyaksikan pemandangan yang cukup mempesona mulai dari kapal-kapal tanker pertamina yang sedang berlabuh, aktivitas masyarakat yang menyebrang menggunakan kapal boat, ombak laut yang tiba-tiba menggulung, bahkan dapat disaksikan pula pertemuan antara air tawar dengan air laut yang cukup jelas perbedaannya. Akan lebih menarik lagi jika perjalanan dilakukan pada malam hari. Akan nampak keindahan kerlap-kerlip lampu kilang bagai kota New York.

 
  Ini adalah pengalamanku saat kerja praktek di Pertamina Balikpapan. Hari itu Rabu di bulan Agustus. Pagi ba’da subuh aku dijemput oleh temanku yang berada sekitar 20 km dari tempat tinggalku. Sungguh semangat yang luar biasa. Meski disini sudah pukul 05.30 tapi alam masih tertutup hitam kelam seperti pukul 4.30 di pulau jawa. Singkat cerita kami telah berada di pintu 4 pertamina RU V. Kami bus dan karyawan dengan tujuan sama. Udara pagi terasa cukup segar sebanding dengan semangatku saat itu. Sekitar sepuluh menit menunggu seluruh karyawan yang sama-sama mau ke Lawe-lawe pun telah berkumpul. Begitu juga bus yang akan mengantar kami seakan telah terprogram dengan baik. Wajarlah memang sudah menjadi rutinitas tiap hari.
Bus melaju dengan tenang menuju pelabuhan di Kilang Pertamina. Sampai di Pelabuhan kapal yang akan mengantar kami ke balik teluk sudah standby. Kamipun berganti transportasi dari bus ke kapal. Wow… pengalaman yang seru, ni adalah pengalaman pertamaku menyebrang pulau menggunakan kapal. Dingiin bener tersaou angin pagi. Namun, suasana tampak sudah ramai oleh aktivitas masyarakat yang juga menyebrang.
Akhirnya, sampai juga di balik teluk. Di situ telah standby sebuah bus yang akan mengantarkan kami ke Lawe-lawe tempat penampungan minyak mentah pertamina. Ada suatu pemandangan yang ganjal bagiku. Sebuah gapura yang tertempel gambar sebuah logo perusahaan asing. Dalam hatiku bertanya dimana logo pertaminanya.
Lebih dari 1000 hektar tanah Lawe-lawe adalah milik perasahaan negara ini. Lawe-lawe merupakan tempat penampungan minyak mentah ( crude oil ) yang disuplai dari Negara timur tengah. Dari kapal tanker ( SBM ) akan ditransfer menuju tangki-tangki pertamina melalui pipa bawah laut. Saat ini terdapat 7 buah tangki penampungan yang masing-masing berukuran diameter 95 meter dan tinggi 24 meter. Dengan kapasitas 80.000 barel. Di atas tangki memiliki area yang cukup luas yang bisa digunakan untuk maen bola sepak. Perlu di ketahui, tangki pertamina di Lawe-lawe ini adalah terbesar di Asia Tenggara. Bahkan rencana ke depan malah mau ditambah 25 buah tangki lagi. Wowww...
Bangga gak??? Dimana ada Pertamina disitu ada perusahaan asing. Ya begitulah kenyataannya. Padahal mereka hanya nebeng tempat, tapi kenapa justru perusahaan Negara ini minder padanya. Saat itu ada trouble pada turbin generator. Aku pun ikut andil ( liat-liat saja, cari kesempatan juga ). Saat ditunjukkan sistem starting dan shutdown, kaget juga, sangat-sangat jadul. Bahkan kata salah seorang karyawan  saat didatangkan teknisi untuk mengatasi suatu masalah pada sistem, dia sempat dibingungan, koq masih ada ya alat kayak gini. Melihat aja sudah nek, bahkan kabel-kabelnya jadi semakin menarik dengan pemandangan busa-busa karat yang mempertebal isolasinya. Hiii,.  Miriiss gak???
Tapi jangan salah, karyawan alumni perusahaan Negara ini jago-jago lho. Koq bisa? Iya dong. Kalau perusahaan asing selalu mengganti setiap ada masalah pada instrumen yang nampak sudah using, maka di pertamina akan bekerja dengan sekuat tenaga dan pikiran memperbaikinya meskipun gaji tetep satu amplop tipis saja. So lebih banyak pengalaman dan ilmu tho karyawan perusahaan Negara ini. Bangga ato miris ya???
Akhirnya, perjalanan pulang ke Balikpapan pun dimulai. Nah ada satu lagi, saat sampai di pelabuhan penyebrangan terdapat dua buah kapal, salah satu milik pertamina, satunya milik perusahaan asing itu. Wah, cukup kontras lagi, dan lagi-lagi sama, jadi minder buat perusahaan Negara ini. Tapi tidak apalah, jasamu cukup besar pertamina. Dah, ini seklumit cerita hari ini.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DISAAT TUHAN MEMILIHKAN DAN MENGARAHKAN

(The Greatest Momentum) Entah apa yang membuat aku tak juga menemukannya. Setiap kali mengikuti tes masuk kerja aku selalu gagal di saat tes terakhir. Tes kesehatan. Awal bulan Mei, aku sangat yakin akan mulai bekerja. Mendapatkan gaji. Menghidupi diri sendiri. Bersedekah. Bisa menabung. Namun, semuanya terpupus begitu saja saat tes kesehatan harus aku lalui. Gagal. Atau lebih tepatnya belum rejeki. Mulai aku bergerilya mencari informasi lowongan kerja. Warnet (Warung internet) dan warkop (warung kopi) menjadi sasaran utama. Hingga rutinitas mulai tercipta. Setiap pagi, jari-jari ini bergerak-gerik sekedar mengetik kata "Lowongan kerja 2012" di sebuah akses internet. Siangnya berganti mengembara ke warung kopi untuk mencari sisa-sisa koran hari itu. Pastinya, informasi lowongan kerja yang menjadi pencarian utama. Di samping itu, harapan besar masih mengiang-ngiang. Beberapa tes hasil jobfair yang telah ku ikuti ada beberapa yang masih berlanjut. Hingga terpaksa aku l

Menapaki Jembatan ke Arah Senja

“ Sekarang Allah telah meringankan kepadamu, dan Dia mengetahui bahwa padamu ada kelemahan. Jika ada seratus orang di antara kamu yang sabar, niscaya mereka dapat mengalahkan dua ratus orang dan jika di antara kamu ada seribu orang (yang sabar), niscaya mereka akan mengalahkan dua ribu orang dengan seizin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar.” (Al-Anfal: 66) By : Mei Yunlusi Irawati Permasalahan dalam hidup ini seakan tak pernah surut. Berganti dari masalah satu ke masalah lainnya. Karena inilah makna hakiki kehidupan, siklus sebuah proses pendewasaan diri. Tak kan ada ujian jika tak ada level penjenjangan kualitas diri. Tak kan ada kata baik, jika tak ada keburukan. Dan tak kan ada kata putus asa jika kita semua bersemangat. Menyadari adanya kemungkinan – kemungkinan dalam diri ini atas potensi yang ada, saya hanya mencoba mengoptimalkan usia muda yang merupakan zaman keemasan setiap makhluk di bumi ini, jika mereka menyadari. Meski tak banyak yang sudi, a