Langsung ke konten utama

Menapaki Jembatan ke Arah Senja

Sekarang Allah telah meringankan kepadamu, dan Dia mengetahui bahwa padamu ada kelemahan. Jika ada seratus orang di antara kamu yang sabar, niscaya mereka dapat mengalahkan dua ratus orang dan jika di antara kamu ada seribu orang (yang sabar), niscaya mereka akan mengalahkan dua ribu orang dengan seizin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar.”
(Al-Anfal: 66)


By : Mei Yunlusi Irawati
Permasalahan dalam hidup ini seakan tak pernah surut. Berganti dari masalah satu ke masalah lainnya. Karena inilah makna hakiki kehidupan, siklus sebuah proses pendewasaan diri. Tak kan ada ujian jika tak ada level penjenjangan kualitas diri. Tak kan ada kata baik, jika tak ada keburukan. Dan tak kan ada kata putus asa jika kita semua bersemangat. Menyadari adanya kemungkinan – kemungkinan dalam diri ini atas potensi yang ada, saya hanya mencoba mengoptimalkan usia muda yang merupakan zaman keemasan setiap makhluk di bumi ini, jika mereka menyadari. Meski tak banyak yang sudi, akan tetapi saya mencoba menjalani.
Ketika orang tertidur
kamu terbangun,itulah susahnya
ketika orang merampas
kamu memberi,itulah peliknya
ketika orang menikmati
kamu menciptakan,itulah rumitnya
ketika orang mengadu
kamu yang bertangggungjawab,itulah repotnya
makanya,tidak banyak orang yang di sini bersamamu
mendirikan imperium kebenaran(Anis Matta)
Seolah hal tersebut hal lucu, bukan mau sok jadi pahlawan di siang bolong, yang menjadi aktivis memperjuangkan keadilan. Bahkan ketika di kampus, turun ke jalan dan beraksi menyuarakan pendapat dengan ideology yang kami punya pun seakan menjadi agenda yang menyenangkan. Tak sekedar berorganisasi, akan tetapi saya hanya mencoba mempersiapkan perbekalan untuk menapaki jembatan menuju masa senja nantinya. Mumpung masih muda. Mengerjakan hal-hal yang mungkin bernilai meski kadang tak diperhitungkan. Memang kadang terasa menyesakkan saat harus menjadi oposisi Negara ataupun pembela rakyat, tetapi semua tidak terasa, karena dalam organisasi ada sahabat, rekan seperjuangan, saudara dekat, kami rekat, saling menguatkan. Anggukan dan senyum cemerlang saudara-saudara kami yang lain adalan bara api yang terus mebakar semangat kami. Itulah pasalnya kenapa beratnya perjuangan ini seakan tak berarti. Karena semua terbayar lunas oleh manisnya ukhuwah.
Sedikit menoleh ke belakang, saat masih menjadi bagian dari barisan kepemudaan di SMASA tercinta. Berorganisasi. Inilah kata kunci di pembahasan kali ini. Bukan mengulas mengenai struktur organisasi, manajeman organisasi yang baik, analisis SWOT ataupun membahas renstra(rencana strategis) untuk sebuah organisasi. Sebuah hal dasar, yang menjadi titik pangkal pergerakan pemuda, yakni alasan, mengenai factor pentingnya organisasi. Agar kita mempunyai paradigma positif dan bisa mengembangkan diri dalam sebuah wadah keorganisasian.
Yang pertama yang harus diperhatikan adalah lurusnya niat beribadah. Setiap manusia pasti memiliki alasan tertentu yang menjadi landasan dilakukannya kegiatan tersebut. Sebuah orientasi yang bercorak khas, berbeda tiap – tiap individu, menjadi motivasi terbesarnya untuk berbuat, dan dominansi inilah yang akan membedakan nilai amal perbuatan seseorang di hadapan Tuhannya. Sesungguhnya sahnya segala amal itu dengan niat, dan bagi setiap orang itu tergantung menurut apa yang diniatkannya..(HR. Muslim). Sebesar itulah pengaruh niat pada proses dan hasil yang akan kita dapatkan. Saat seseorang beraktivitas didasari niat yang tulus kepada Allah, maka ridho ilahi yang akan ia dapat. Akan tetapi saat orientasi kita penilaian terhadap manusia, maka itulah yang akan didapat. Sejatinya, saat kita mengejar akhirat, dunia akan mengikuti, akan tetapi, saat kita mengejar dunia, hanya itulah yang akan kita dapatkan.
Kemudian, alasan pentingnya berorganisasi adalah untuk melatih softskill kita. Softskill, pengembangan ketrampilan diri, hal ini tidak didapatkan di bangku formal, karena itulah diperlukan keterlibatan aktif di organisasi. Banyak hal yang bisa kita dapatkan di sini, mulai dari pengalaman baru, keahlian khusus, jumlah teman banyak dan jaringan luas. Selain itu, dalam berorganisasi juga bisa melatih kemampuan berinteraksi, berkomunikasi dan berdiplomasi, hal ini penting dan sangat dibutuhkan dalam masa selanjutnya untuk bisa menerima, mengolah dan kemudian mentransfer informasi dengan baik. Selain itu, dalam berorganisasi kita juga akan berhadapan dengan berbagai macam karakter orang sehingga secara otomatis, proses pendewasaan diri akan terlahir dari sini karena biasanya dalam berorganisasi kita dituntut untuk bisa bekerja dalam tim.
Itulah setidaknya yang bisa menjadi penggerak bagi kita sehingga kita tidak menyia – nyiakan waktu muda kita dan bisa memanfaatkan seoptimal mungkin. Tak hanya unggul dalam hal akademis, namun juga softskill. Agar dalam menjalani jembatan menuju masa senja kita nantinya, kita bisa menyikapinya sesuai dengan kadar kemampuan kita. karena sebagai pemuda, kitalah pemegang tonggak masa depan, bagaimana kondisi negeri ini 10 tahun mendatang tercermmin dari kelakuan generasi mudanya saat ini. Masa muda adalah masa keemasan sekaligus paling rawan. Ia memiliki semangat yang tinggi akan tetapi memiliki nafsu yang tinggi juga, sehingga kita harus bisa mengelolanya dengan baik.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

DISAAT TUHAN MEMILIHKAN DAN MENGARAHKAN

(The Greatest Momentum) Entah apa yang membuat aku tak juga menemukannya. Setiap kali mengikuti tes masuk kerja aku selalu gagal di saat tes terakhir. Tes kesehatan. Awal bulan Mei, aku sangat yakin akan mulai bekerja. Mendapatkan gaji. Menghidupi diri sendiri. Bersedekah. Bisa menabung. Namun, semuanya terpupus begitu saja saat tes kesehatan harus aku lalui. Gagal. Atau lebih tepatnya belum rejeki. Mulai aku bergerilya mencari informasi lowongan kerja. Warnet (Warung internet) dan warkop (warung kopi) menjadi sasaran utama. Hingga rutinitas mulai tercipta. Setiap pagi, jari-jari ini bergerak-gerik sekedar mengetik kata "Lowongan kerja 2012" di sebuah akses internet. Siangnya berganti mengembara ke warung kopi untuk mencari sisa-sisa koran hari itu. Pastinya, informasi lowongan kerja yang menjadi pencarian utama. Di samping itu, harapan besar masih mengiang-ngiang. Beberapa tes hasil jobfair yang telah ku ikuti ada beberapa yang masih berlanjut. Hingga terpaksa aku l

Antara Miris dengan Bangga

                Lawe-lawe merupakan sebuah kampung yang berada di selatan teluk Balikpapan. Kalau anda mau kesana, dari Balikpapan harus menyebrang dulu menggunakan kapal speed atau boat sekitar 15-20 menit. Selama penyebrangan anda akan menyaksikan pemandangan yang cukup mempesona mulai dari kapal-kapal tanker pertamina yang sedang berlabuh, aktivitas masyarakat yang menyebrang menggunakan kapal boat, ombak laut yang tiba-tiba menggulung, bahkan dapat disaksikan pula pertemuan antara air tawar dengan air laut yang cukup jelas perbedaannya. Akan lebih menarik lagi jika perjalanan dilakukan pada malam hari. Akan nampak keindahan kerlap-kerlip lampu kilang bagai kota New York.     Ini adalah pengalamanku saat kerja praktek di Pertamina Balikpapan. Hari itu Rabu di bulan Agustus. Pagi ba’da subuh aku dijemput oleh temanku yang berada sekitar 20 km dari tempat tinggalku. Sungguh semangat yang luar biasa. Meski disini sudah pukul 05.30 tapi alam masih tertutup hitam kelam seperti puku