Kini aku
sudah dewasa, tak kurasakan lagi senyum bebas yang tulus yang mengalir
dari jiwa ke bibirku. jiwa-jiwaku mulai bergejolak, merasa ada yang tak
beres dengan getaran jiwaku, kutanyakan saja pada ibuku "ibu apa yang
sedang terjad padaku?" saat masih polos, kuajukan pertanyaan pada
ibuku,tanpa rasa malu menyelinap, dengan penuh kasih sayang dia menjawab
"anakku yang aku dambakan kesholahnmu, kuharapkan doamu saat kami dalam
penantian,dan kesabaranmu saat ini?" semakin aku tak mengerti arti
jawaban itu lalu ibu kembali berucap " sunngguh aku menyayangi mu
anakkau sebelum dan sesudah nya" aku semakin binggung oleh jawaban ibu,
seakan seperti mengerti keadaanku yang tidak faham, ibu melanjutkannya
lagi "nak 9 bulan aku mengandungmu, bercampur rasa dalam hati ibu, kamu
ikut ibu kemanapun ibu pergi, kamu mengerti perasaan ibu, saat ibu sedih
kamu menendang-nendang perut ibu, protes seakan menyuruh ibu agar tidak
bersedih lagi, saat kamu akan melihat dunia ibu berjuang apakah ibu
akan terus menjagamu atau ibu berada dipintu surga sebagai janji Allah,
tapi ibu ingin terus berjuang menjagamu nak,itulah cinta, cinta adalah
kesetiaan yang sebelumnya didahului oleh kesabaran dan ketakwaan menuggu
saatnya cinta itu menjemputmu,
“Tidaklah seseorang mendapatkan pemberian yang lebih baik dan lebih lapang daripada kesabaran.” (HR. Bukhari dan Muslim).
ingat juga nak
“Dan
adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan
diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat
tinggal(nya).” (QS. an-Naazi’aat [79]: 40-41)
anakku memang saat ini adalah fase menuju kematangan biologismu, tapi apakah kamu ingat pesan rasulullah SAW
“Wahai
sekalian para pemuda barang siapa diantara kalian telah mampu baah
(menikah dgn berbagai macam persiapannya) hendak menikah krn menikah
lbh menundukan pandangan dan lbh menjaga kehormatan. Barang siapa yg
belum mampu menikah hendaklah puasa krn puasa merupakan wijaa (pemutus
syahwat) baginya.” HR. Bukhori (4/106) dan Muslim (no. 1400) dari Ibnu Masud.
Itulah
kesetiaan dalam menunggu anakku, seketika kamu berpuasa maka kamu harus
bersabarkan nak, tawakkal, menjaga pandangan, mulut, telinggamu nak.
seperti itulah cinta ibu pada anaknya, kesabaran adalah pembuka cinta,
untuk bertemu dengan malaikat kecilku ini," ibu mengakhiri.
"jadi
aku ?" mengajukan pertanyaan lagi pada malaikat penjagaku ini " ya kamu
sedang jatuh cinta,.jangan kamu mengumbar nafsu yang sering
mengatasnamakan cinta, cinta itu berbuah surga bukan kenistaan itu
bedanya toleee...." ibu mengelus kepalaku
Komentar
Posting Komentar