Langsung ke konten utama

Ehm.... Berjalan di Lentera Waktu, ah.... Susah didefinisikan



“Carrier biru, siap. Ransel, siap. Ehm... dua buah kardus, siap juga. Apalagi ya yang belum masuk...”, aku cek satu per satu barang bawaanku. 

3 Januari 2014. Ya , hari ini aku bersiap-siap untuk meninggalkan 14 bulanku selama di desa Bintang Pesisir. Selesai sudah tugasku di desa Berlian tersebut. Ehm... tepatnya selesai sudah kontrak kerjaku. Atau apalah yang paling tepat, susah untuk mendefinisikan. Entah, senang, sedih, galau, bangga, atau apalah susah juga untuk didefinisikan. Yang pasti 14 bulan itu akan membuat hidupku lebih berarti.
Aku pulang dengan banyak tanda tanya. Mungkinkah, mungkinkah, dan mungkinkah.... Akhirnya, dalam kesendirian kunyanyikan lagunya stinky, “Mungkinkah”. Ehm, galau iya. Trauma, iya. Tapi ada yang beda. Kemantapan hati ini semakin terbentuk. Keyakinan akan keadilan dan kemurahan-NYA, juga semakin tertata. Entah apalah artinya ini susah didefinisikan.
Seminggu, terlewati. Dua minggu terlewati lagi. Serasa sudah setahun. Ehm...... 3 minggu, ah sudahlah berhenti menghitung waktu. Mungkin dua tahunku yang lalu akan terulang lagi. Tapi hati ini selalu memberontak, dan dibenarkan oleh seseorang yang mengerti, “Pasti ketakutanmu takkan terulang lagi.”
3 Februari 2014 pukul 12:11. Tepat sebulan setelah meninggalkan desa Bintang Pesisir. Sebuah nomor yang diawali dengan angka +6221 membuat hpku berbunyi. Hatiku mulai tak karuan. Detak jantungku berdetak kencang. Dengan batuk-batuk sebentar kuawali pembicaran di telpon. “Dengan saudara Suwito?”, ku iyakan. “Pada tanggal 29 Januari....bla..bla...bla...”.  Selalu ku iyakan. “Nanti malam akan ada yang menghubungi Suwito, apakah bisa?”, dan ku iyakan lagi. Pukul 20:39. Hpku berbunyi. Kini sebuah nomor unik, Cuma 10 digit saja membuat hpku berdering. Ku awali pembicaraan. Hati makin berdebar-debar setelah tahu orang yang menelponku adalah orang nomor satu di perusahaan yang ku lamar. Kurang lebih 2,5 jam terlewati dengan indah. Ya, tak panjang lebar ku terima tawaran itu. Dan akhirnya 5 hari setelahnya tiket kereta telah di tangan.
8 Februari 2014 pukul 17:55 aku telah berada di dalam kereta Bima eksekutif. Ehm... Terasa begitu cepat waktu terlewati. Terasa begitu indah pula skenario Tuhan. Aku berharap, ini adalah jalan yang benar yang bisa membuat aku lebih bertaqwa kepada-NYA. Dan aku berharap akan ada kesempatan lagi untuk bertemu sahabat disana, sahabat yang selalu mengerti, sahabat yang bijak.


Komentar

  1. Bintang Pesisir dimana pak...tugas apaan tu. Sukses selalu ^_^"

    BalasHapus
    Balasan
    1. Di desa Selengot, Kec. Tanjung Harapan, Kab. Paser, Kalimantan Timur. Tugas Indonesia Mengajar...

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

DISAAT TUHAN MEMILIHKAN DAN MENGARAHKAN

(The Greatest Momentum) Entah apa yang membuat aku tak juga menemukannya. Setiap kali mengikuti tes masuk kerja aku selalu gagal di saat tes terakhir. Tes kesehatan. Awal bulan Mei, aku sangat yakin akan mulai bekerja. Mendapatkan gaji. Menghidupi diri sendiri. Bersedekah. Bisa menabung. Namun, semuanya terpupus begitu saja saat tes kesehatan harus aku lalui. Gagal. Atau lebih tepatnya belum rejeki. Mulai aku bergerilya mencari informasi lowongan kerja. Warnet (Warung internet) dan warkop (warung kopi) menjadi sasaran utama. Hingga rutinitas mulai tercipta. Setiap pagi, jari-jari ini bergerak-gerik sekedar mengetik kata "Lowongan kerja 2012" di sebuah akses internet. Siangnya berganti mengembara ke warung kopi untuk mencari sisa-sisa koran hari itu. Pastinya, informasi lowongan kerja yang menjadi pencarian utama. Di samping itu, harapan besar masih mengiang-ngiang. Beberapa tes hasil jobfair yang telah ku ikuti ada beberapa yang masih berlanjut. Hingga terpaksa aku l

Menapaki Jembatan ke Arah Senja

“ Sekarang Allah telah meringankan kepadamu, dan Dia mengetahui bahwa padamu ada kelemahan. Jika ada seratus orang di antara kamu yang sabar, niscaya mereka dapat mengalahkan dua ratus orang dan jika di antara kamu ada seribu orang (yang sabar), niscaya mereka akan mengalahkan dua ribu orang dengan seizin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar.” (Al-Anfal: 66) By : Mei Yunlusi Irawati Permasalahan dalam hidup ini seakan tak pernah surut. Berganti dari masalah satu ke masalah lainnya. Karena inilah makna hakiki kehidupan, siklus sebuah proses pendewasaan diri. Tak kan ada ujian jika tak ada level penjenjangan kualitas diri. Tak kan ada kata baik, jika tak ada keburukan. Dan tak kan ada kata putus asa jika kita semua bersemangat. Menyadari adanya kemungkinan – kemungkinan dalam diri ini atas potensi yang ada, saya hanya mencoba mengoptimalkan usia muda yang merupakan zaman keemasan setiap makhluk di bumi ini, jika mereka menyadari. Meski tak banyak yang sudi, a

Antara Miris dengan Bangga

                Lawe-lawe merupakan sebuah kampung yang berada di selatan teluk Balikpapan. Kalau anda mau kesana, dari Balikpapan harus menyebrang dulu menggunakan kapal speed atau boat sekitar 15-20 menit. Selama penyebrangan anda akan menyaksikan pemandangan yang cukup mempesona mulai dari kapal-kapal tanker pertamina yang sedang berlabuh, aktivitas masyarakat yang menyebrang menggunakan kapal boat, ombak laut yang tiba-tiba menggulung, bahkan dapat disaksikan pula pertemuan antara air tawar dengan air laut yang cukup jelas perbedaannya. Akan lebih menarik lagi jika perjalanan dilakukan pada malam hari. Akan nampak keindahan kerlap-kerlip lampu kilang bagai kota New York.     Ini adalah pengalamanku saat kerja praktek di Pertamina Balikpapan. Hari itu Rabu di bulan Agustus. Pagi ba’da subuh aku dijemput oleh temanku yang berada sekitar 20 km dari tempat tinggalku. Sungguh semangat yang luar biasa. Meski disini sudah pukul 05.30 tapi alam masih tertutup hitam kelam seperti puku