Langsung ke konten utama

Gema Takbir di Selengot



Selengot. Gema takbir telah berkumandang. Untuk pertama kalinya di desa Selengot mengadakan lomba takbir keliling. Pelombaan diikuti oleh siswa-siswi SD dan SMP di desa tersebut. Mereka berkeliling desa di atas jajaran kayu ulin yang memang tidak ada tanah di desa tersebut sambil mengumandangkan takbir. Pernak-pernik yang mereka buat seperti miniatur masjid dan obor dari bahan seadanya ikut menghias, memeriahkan suasana. Warga pun antusias untuk menyaksikan momen bersejarah ini. Sebuah pemandangan yang tak biasa di desa tersebut yang memang karena geografis desa berada di sebuah pulau kecil jauh dari keramaian.
Ide pertama diadakannya lomba takbir berasal dari pak darso, salah seorang guru SD di desa Selengot. “Biar lebih meriah dan berbeda diadakan saja lomba.”, kata beliau saat itu. Akhirnya, dari pihak takmir masjid pun setuju dan dibuatlah kepanitiaan dengan dibantu oleh guru-guru SD dan SMP di desa nelayan tersebut.
Faisal, salah satu peserta lomba membuat miniatur masjid dari bahan kardus. “Saya buat dengan bahan seadanya saja, Pak.”, katanya saat salah seorang guru bertanya. Saat di akhir kegiatan, H. Idrus, ketua takmir masjid pun memberikan komentar, “ Alhamdulillah, kegiatan berjalan lancar. Untuk pertama kalinya. Semoga tahun-tahun ke depan akan lebih meriah lagi dan desa ini semakin maju.”

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DISAAT TUHAN MEMILIHKAN DAN MENGARAHKAN

(The Greatest Momentum) Entah apa yang membuat aku tak juga menemukannya. Setiap kali mengikuti tes masuk kerja aku selalu gagal di saat tes terakhir. Tes kesehatan. Awal bulan Mei, aku sangat yakin akan mulai bekerja. Mendapatkan gaji. Menghidupi diri sendiri. Bersedekah. Bisa menabung. Namun, semuanya terpupus begitu saja saat tes kesehatan harus aku lalui. Gagal. Atau lebih tepatnya belum rejeki. Mulai aku bergerilya mencari informasi lowongan kerja. Warnet (Warung internet) dan warkop (warung kopi) menjadi sasaran utama. Hingga rutinitas mulai tercipta. Setiap pagi, jari-jari ini bergerak-gerik sekedar mengetik kata "Lowongan kerja 2012" di sebuah akses internet. Siangnya berganti mengembara ke warung kopi untuk mencari sisa-sisa koran hari itu. Pastinya, informasi lowongan kerja yang menjadi pencarian utama. Di samping itu, harapan besar masih mengiang-ngiang. Beberapa tes hasil jobfair yang telah ku ikuti ada beberapa yang masih berlanjut. Hingga terpaksa aku l

Menapaki Jembatan ke Arah Senja

“ Sekarang Allah telah meringankan kepadamu, dan Dia mengetahui bahwa padamu ada kelemahan. Jika ada seratus orang di antara kamu yang sabar, niscaya mereka dapat mengalahkan dua ratus orang dan jika di antara kamu ada seribu orang (yang sabar), niscaya mereka akan mengalahkan dua ribu orang dengan seizin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar.” (Al-Anfal: 66) By : Mei Yunlusi Irawati Permasalahan dalam hidup ini seakan tak pernah surut. Berganti dari masalah satu ke masalah lainnya. Karena inilah makna hakiki kehidupan, siklus sebuah proses pendewasaan diri. Tak kan ada ujian jika tak ada level penjenjangan kualitas diri. Tak kan ada kata baik, jika tak ada keburukan. Dan tak kan ada kata putus asa jika kita semua bersemangat. Menyadari adanya kemungkinan – kemungkinan dalam diri ini atas potensi yang ada, saya hanya mencoba mengoptimalkan usia muda yang merupakan zaman keemasan setiap makhluk di bumi ini, jika mereka menyadari. Meski tak banyak yang sudi, a

Antara Miris dengan Bangga

                Lawe-lawe merupakan sebuah kampung yang berada di selatan teluk Balikpapan. Kalau anda mau kesana, dari Balikpapan harus menyebrang dulu menggunakan kapal speed atau boat sekitar 15-20 menit. Selama penyebrangan anda akan menyaksikan pemandangan yang cukup mempesona mulai dari kapal-kapal tanker pertamina yang sedang berlabuh, aktivitas masyarakat yang menyebrang menggunakan kapal boat, ombak laut yang tiba-tiba menggulung, bahkan dapat disaksikan pula pertemuan antara air tawar dengan air laut yang cukup jelas perbedaannya. Akan lebih menarik lagi jika perjalanan dilakukan pada malam hari. Akan nampak keindahan kerlap-kerlip lampu kilang bagai kota New York.     Ini adalah pengalamanku saat kerja praktek di Pertamina Balikpapan. Hari itu Rabu di bulan Agustus. Pagi ba’da subuh aku dijemput oleh temanku yang berada sekitar 20 km dari tempat tinggalku. Sungguh semangat yang luar biasa. Meski disini sudah pukul 05.30 tapi alam masih tertutup hitam kelam seperti puku